Breaking News

Bahan Baku Kantong Plastik Akan Diganti dengan Singkong


TEMPO.CONusa Dua - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sampah plastik mengancam sektor pariwisata Indonesia. Dengan banyaknya sampah plastik di berbagai tempat wisata, turis yang datang ke tempat tersebut akan merasa enggan kembali ke sana.

"Ada lebih dari 12 juta lapangan kerja di industri pariwisata maritim. Kalau begitu, orang enggak datang (ke tempat wisata), lapangan kerja habis," ucap Luhut di sela-sela World Ocean Summit 2017 di Sofitel, Nusa Dua, Bali, Jumat, 24 Februari 2017.

Berdasarkan data Bank Dunia, 0,4-0,89 kilogram sampah plastik disumbangkan setiap kapita di Indonesia per tahun. Karena itu, Luhut ingin mengganti bahan baku kantong plastik dengan rumput laut, singkong, dan minyak kelapa sawit. "Kenapa? Karena itu bisa didaur ulang," ujarnya.



Dengan penggantian bahan baku tersebut, menurut Luhut, akan tercipta pula industri baru. Menurut Luhut, penanggulangan sampah plastik memang harus dilakukan secara bertahap. "Tapi kita harus mulai toh? Kita harus sama-sama lawan. Kita kurangi secara gradually," tutur Luhut.

Menurut Luhut, sampah plastik mengancam kehidupan ikan, mamalia, burung laut, dan terumbu karang. Selain itu, sampah plastik berdampak negatif bagi penduduk lokal karena wisatawan enggan berkunjung ke tempat yang penuh sampah plastik.



Untuk mencegah terjadinya hal itu, pemerintah bertekad mengurangi 70 persen sampah plastik pada akhir 2025. Dalam rencana aksinya, ucap Luhut, pemerintah menyusun berbagai strategi dan rencana konkret pengurangan sampah plastik, baik di darat maupun di laut.

Menurut Luhut, pemerintah akan menggelontorkan dana hingga US$ 1 miliar per tahun untuk melaksanakan strategi itu. Dia berujar, dukungan pembiayaan tersebut akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam merealisasi program nasional Indonesia bebas sampah. 


ANGELINA ANJAR SAWITRI


sumber:Tempo

Tidak ada komentar